MAKALU2004 — Jakarta – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag, M.Pd, menilai bahwa film Panggil Aku Ayah menyiratkan pentingnya peran ayah.
Dia mengatakan, menonton film yang dibintangi Ringgo Agus Rahman itu adalah salah satu cara menjawab pertanyaan terkait Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Ini adalah program yang diinisiasi oleh Kemendukbangga/BKKBN.
Hal ini dikemukakan Wihaji ketika menghadiri Gala Premier film Panggil Aku Ayah bersama produser, sutradara dan pemeran film Panggil Aku Ayah di Epicentrum XXI, Jakarta, Rabu sore (30/07/2025).
Wihaji mengatakan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) mempunyai tugas menangani program pembangunan keluarga. Salah satunya melalui GATI. Program ini merupakan gerakan optimalisasi peran ayah untuk menjawab fenomena fatherless. Juga terkait layanan konseling pra nikah, menikah, akan dan saat memiliki anak, serta konsorsium komunitas ayah teladan.
Program GATI dimulai pada 14 Juli 2025 dengan Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah. Gerakan ini dilandasi Surat Edar Mendukbangga/Kepala BKKBN. Gerakan ini menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat luas.
“Bagaimana nasib mereka yang tidak mempunyai ayah karena meninggal, perceraian, tanpa status. Ini beberapa pertanyaan yang muncul. Lalu ada film Panggil Aku Ayah. Ini mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut,” ujar Wihaji.
Jadi Figur Ayah Tak Harus Selalu Sedarah
Lebih dari sekedar kehadiran fisik, GATI juga menyoroti bahwa menjadi ayah tak melulu soal garis keturunan, tetapi soal keterlibatan dan kasih sayang.
“Banyak keluarga dibangun oleh figur ayah sambung atau ayah asuh yang hadir sepenuh hati. Haruskah ayah selalu sedarah?”
Melalui pendekatan inklusif ini, GATI mendukung pembangunan keluarga yang adaptif, saling menghargai, dan menjadikan setiap anggota keluarga sebagai bagian penting dalam tumbuh dan kembang.
20,9 Persen Anak Kehilangan Sosok Ayah
Berdasarkan data yang ada, saat ini terdapat 72.182 781 keluarga, dengan kepala keluarga perempuan sekitar 11,5 juta, anak yang kehilangan ayah sekitar 20,9 persen.
Maka, film Panggil Aku Ayah menceritakan tentang adanya karakter bukan ayah kandung tetapi dari sisi kemanusiaan bisa menjadi seorang ayah.
“Sikap dan perilaku orang bisa berubah dalam beberapa detik. seperti karakter yang ada di film tersebut, yang menampilkan karakter Rosa, Pacil, Mang Dedi, Mang Tatang, Rahmat dan karakter lainnya,” ujarnya.
Wihaji yang didampingi Wakil Menteri Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka dan jajaran Kemendukbangga/BKKBN juga mengatakan berencana menonton kembali pada 7 Agustus 2025 dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Sukabumi, Jawa Barat, di mana film tersebut di produksi dan akan tayang perdana pada tanggal tersebut.